Pada era digital saat ini, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence AI mampu menerjemahkan teks-teks kuno yang dituliskan dalam aksara kuno yang hampir sudah tidak bisa terbaca dan rusak.
Melansir dari berbagai sumber gulungan kuno yang rusak sekitar 1.100 gulungan terbakar hingga hangus selama letusan gunung Vesuvius yang terkenal hampir 2.000 tahun yang lalu.
Gunung Vesuvius adalah sebuah gunung berapi di Italia saat ini, meletus pada tahun 79 M di antara salah satu letusan gunung berapi yang paling mematikan dalam sejarah Eropa.
Pada tahun 1700-an, beberapa penggali telah menemukan timbunan besar gulungan yang tertimbun lumpur vulkanik pada masa itu.
Gulungan kuno itu dikenal sebagai gulungan Herculaneum, yang mungkin merupakan perpustakaan terbesar yang diketahui dari zaman klasik.
Namun isi dokumen rapuh tersebut tetap menjadi misteri sampai seorang mahasiswa ilmu komputer Universitas Nebraska memenangkan kontes ilmiah di awal tahun ini.
Dengan bantuan AI kecerdasan buatan dan pencitraan dengan tomografi terkomputerisasi, Luke Farritor adalah orang pertama yang memecahkan kode kata yang ditulis dalam bahasa Yunani kuno pada salah satu gulungan yang sudah menghitam itu.
Atas temuanya Farritor dianugerahi US $40.000 karena telah berhasil mengartikan kata “πορφυρας” atau “porphyras,” yang merupakan kata Yunani untuk ungu.
Oleh karena itu para peneliti berharap, tidak akan lama lagi seluruh gulungan tersebut dapat diuraikan menggunakan teknik Artificial Intelligence tersebut.