Diketahui seorang pria bernama Justin Mohn berusia 32 tahun dalam unggahan Video Youtube, dia penggal kepala Ayahnya dan menghina Presiden Joe Biden serta komunitas LGBT dengan kata-kata yang kasar.
Atas kejadian tersebut akhirnya telah ditangkap polisi pada hari Selasa waktu AS. Menurut laporan media lokal, Kamis (1/2/2024), video yang menunjukkan pria tersebut memegang potongan kepala ayahnya telah beredar berjam-jam di YouTube sebelum akhirnya dihapus.
Mohn diduga memenggal kepala ayahnya Michael Mohn yang berusia 68 tahun di rumah mereka di Pennsylvania. Mohn, yang ditahan tanpa jaminan, didakwa melakukan pembunuhan tingkat pertama, penyalahgunaan jasad, dan memiliki alat kejahatan dengan sengaja.
Pasukan polisi datang ke lokasi kejadian setelah menerima telepon dari Ibu Mohn, Denice, yang memberitahukan bahwa suaminya sudah meninggal. Ketika dia pulang, dia melihat putranya dan kendaraan milik suaminya tidak ditemukan.
Ketika petugas tiba, mereka menemukan pria yang meninggal di kamar mandi. Polisi menemukan parang dan pisau dapur berukuran besar di dalam bak mandi. Mereka juga menemukan kepala Michael Mohn di dalam kantong plastik yang ada di dalam panci di kamar tidur lantai satu di sebelah kamar mandi.
Lebih lanjut, petugas menemukan sarung tangan karet berlumruan darah di kamar tidur terpisah di lantai pertama dan di tempat sampah di samping meja. Dalam pernyataan tertulisnya, polisi mengutip video yang di-posting Mohn di YouTube.
Dalam klip tersebut, Mohn terlihat membaca pernyataan tertulis dan pada satu titik menunjukkan kepala yang tampak berlumuran darah di dalam kantong plastik bening. Dia kemudian mengatakan bahwa ayahnya, yang merupakan pegawai federal selama lebih dari 20 tahun, adalah pengkhianat negara
Amerika sedang membusuk dari dalam ke luar, massa yang terbangun mengamuk di kota-kota yang dulunya makmur,” katanya dalam video unggahanya di YouTube yang sekarang sudah dihapus.
Tak hanya itu Mohn juga menghina Presiden AS Joe Biden, Gerakan Black Lives Matter, dan komunitas LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer) dalam video tersebut.
Dia juga mendesak warga Amerika untuk menyerang pejabat federal, jurnalis, dan penegak hukum federal.
Pihak YouTube mengatakan mereka memiliki kebijakan ketat yang melarang kekerasan grafis dan ekstremisme kekerasan.
"Saat ditangkap kepolisian, dia bersenjata saat itu tetapi tidak melawan ketika ditangkap" ungkap kepolisan. Dia didakwa Rabu pagi melalui sambungan video. Seorang hakim juga memerintahkan dia ditahan tanpa jaminan dan didang berikutnya dijadwalkan pada 8 Februari 2024 mendatang.