Kentang Jembut Umbi Kecil dengan Nama Nyeleneh, Resmi Masuk KBBI
Info Unik - Siapa sangka, sebuah umbi mungil dengan nama unik kentang jembut kini resmi tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Nama yang terdengar nyeleneh ini belakangan jadi bahan perbincangan di media sosial, tapi jangan salah, di balik sebutannya yang bikin senyum-senyum, kentang jembut punya segudang manfaat kesehatan.
Dari Afrika Hingga Indonesia
Kentang jembut memiliki nama ilmiah Coleus rotundifolius atau Coleus tuberosus. Tanaman ini diyakini berasal dari Afrika Barat, lalu menyebar ke Asia, termasuk India, Myanmar, Tiongkok Selatan, hingga Indonesia.
Di tanah air, penyebutannya berbeda-beda. Masyarakat Jawa mengenalnya sebagai kentang hitam atau kentang Jawa, di Sumatera disebut kentang Belanda, sementara di Bali dikenal sebagai kentang ireng. Tanaman ini sudah lama dibudidayakan, bahkan sebelum kentang modern (Solanum tuberosum) populer.
Kenapa Disebut Kentang Jembut?
Jangan buru-buru salah paham. Julukan “jembut” berasal dari serabut halus yang menutupi kulit umbinya. Bentuknya bulat kecil berdiameter 2–5 cm, dengan kulit berwarna cokelat kehitaman dan daging putih kekuningan.
Rasanya? Setelah dimasak, umbi ini manis-pulen dan cocok diolah sebagai pangan tradisional, pengganti nasi, atau campuran sayur.
Kaya Nutrisi, Banyak Manfaat
Jangan tertipu ukurannya yang mungil. Dalam 100 gram kentang jembut terkandung:
- 20–25 gram karbohidrat
- 2,5 gram protein
- 3 gram serat pangan
- 20 mg vitamin C
- Mineral penting: kalium, zat besi, magnesium
Kombinasi ini membuat kentang jembut berkhasiat sebagai:
- Sumber energi sehat
- Penambah serat untuk pencernaan
- Pencegah anemia ringan (karena zat besi)
- Peningkat daya tahan tubuh
Bahkan, riset menyebut kentang ini mengandung senyawa bioaktif seperti fenol, flavonoid, dan asam triterpenoid yang berpotensi sebagai pangan fungsional.
Dari Pangan Desa ke Sorotan Publik
Dulu, kentang jembut hanyalah pangan desa yang nyaris dilupakan. Namun kini, berkat masuknya ke KBBI dan ramainya perbincangan warganet, umbi unik ini kembali dilirik.
Komunitas pertanian dan pemerhati pangan tradisional menilai kentang jembut bisa jadi solusi diversifikasi pangan Indonesia, terutama di tengah ancaman krisis iklim. Umbi ini dikenal tangguh, mudah dibudidayakan, dan punya keragaman genetik lokal yang perlu dilestarikan.
Meski namanya bikin orang tergelitik, kentang jembut bukan sekadar viral karena unik. Di balik sebutan nyelenehnya, ia menyimpan kekayaan gizi, sejarah panjang, dan potensi besar untuk ketahanan pangan Indonesia.
Jadi, jangan hanya tertawa mendengar namanya. Siapa tahu, suatu hari kentang jembut jadi salah satu pangan lokal andalan yang kembali meramaikan meja makan kita.
Post a Comment