Lapas Nyaris Tenggelam Napi Dibebaskan Demi Kemanusiaan

Table of Contents
Lapas Nyaris Tenggelam Napi Dibebaskan Demi Kemanusiaan


Banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh Tamiang tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga membawa ancaman besar ke salah satu tempat paling sensitif di daerah Lapas Aceh Tamiang. 

Dalam situasi genting yang berlangsung cepat, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto akhirnya mengungkapkan kondisi darurat yang jauh lebih parah dari yang diperkirakan.


Menurut Agus, air bah nyaris menelan seluruh bangunan lapas, bahkan telah mencapai tinggi atap. Pada momen kritis itu, petugas lapas berada pada dilema besar mempertahankan warga binaan di tempat yang sudah tak lagi aman, atau mengizinkan mereka keluar demi keselamatan jiwa.

Akhirnya, sebuah keputusan langka dan sarat risiko diambil warga binaan harus dikeluarkan.


Keputusan Ekstrem untuk Situasi Ekstrem

Agus menjelaskan bahwa langkah ini bukanlah tindakan spontan, melainkan keputusan yang diambil setelah melihat langsung bagaimana derasnya arus air merobohkan pagar, merendam sel, dan memutus akses keluar-masuk.

 “Kalau tetap dipertahankan di dalam, mereka bisa tenggelam. Ini soal nyawa. Ini soal kemanusiaan,” tegasnya.


Dengan kondisi lapas yang hampir lumpuh total, para narapidana dievakuasi agar tidak terjebak dalam bangunan yang berubah menjadi perangkap maut. Petugas pun harus bertaruh nyawa menyelamatkan siapa pun yang bisa diselamatkan.


Sebagian Napi Terpisah, Prioritas Tetap Keselamatan

Agus juga mengakui, dalam kondisi kacau seperti itu, tidak semua napi dapat diawasi arah pergerakannya. Sebagian besar tentu akan fokus menyelamatkan diri, keluarga, atau sekadar mencari tempat aman untuk bertahan.

Keberadaan mereka sementara ini belum bisa dipastikan secara rinci. Namun pemerintah memastikan bahwa tidak ada unsur kesengajaan atau pembiaran situasi alam memaksa semuanya bergerak cepat.


Pencarian Akan Dimulai Setelah Situasi Stabil

Setelah banjir surut dan kondisi memungkinkan, proses pendataan ulang dan pencarian akan dilakukan secara menyeluruh. Agus menekankan bahwa keputusan ini adalah tindakan murni kemanusiaan, bukan kelalaian atau kelonggaran keamanan.

 “Kami dahulukan keselamatan. Pencarian dan penertiban akan kami lakukan setelah semuanya aman,” jelasnya.


Tragedi yang Menjadi Pengingat

Peristiwa ini menjadi gambaran nyata bagaimana bencana alam bisa melumpuhkan sistem apa pun dalam sekejap termasuk lembaga yang seharusnya paling tertutup dan terjaga seperti lapas.


Langkah berani yang diambil Menteri Agus Andrianto dan aparat lapas menjadi bahan diskusi publik ketika nyawa dipertaruhkan, aturan pun harus memberi jalan pada kemanusiaan.

Post a Comment